DAYA LISTRIK DAN HUKUM OHM

DAYA LISTRIK

Pada pembahasan yang telah lalu kita telah mengenal 3 macam satuan listrik yaitu tegangan listrik, arus listrik dan tahanan listrik. Ketiga besaran tersebut antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Sekarang kalau kita perhatikan, sebuah lampu penerangan dengan menggunakan lampu pijar dan dihubungkan dengan sumber listrik, lampu tersebut akan menyala. Dengan adanya lampu tersebut menyala tentunya akan menimbulkan energi panas. Hal ini menunjukan adanya suatu usaha listrik yang mengalir dari kutub positif melalui lampu dan kembali ke kutub negatif ari sumber listrik. Usaha listrik tersebut dinamakan Daya Listrik.




Daya listrik dinyatakan dengan satuan Watt (W) dan notasinya dituliskan dengan huruf P. Adapun rumus Daya Listrik adalah :

P = E x I

Besar kecilnya daya listrik adalah sangat tergantung dari besarnya arus dan tegangan yang mengalir dalam rangkaian tersebut.

HUKUM OHM
Berdasarkan percobaan, bila antara 2 buah titik yang dihubungkan dengan sebuah kawat penghantar terdapat beda tegangan (E), maka akan mengalir arus listrik (I) yang mengalir melalui kawat penghantar tersebut.




Banyaknya arus yang mengalir pada kawat penghantar tersebut tergantung dari beda tegangan antara ke 2 titik tersebut. Makin besar beda tegangan antara titik A dan titik B, maka makin besar pula arus yang mengalir pada kawat penghantar tersebut. Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar, selain tergantung dari besarnya beda tegangan juga dipengaruhi oleh :

1. Besar kecilnya diameter atau garis tengah dari kawat penghanar
2. Jenis dari kawat penghantar

Besar kecilnya arus listrik diukur dengan satuan Ampere atau disingkat A dan notasinya dituliskan dengan huruf I. Pada percobaan rangkaian elektronika pada umumnya kita akan berhubungan dengan penggunaan arus listrik yang ukurannya relatif kecil, sehingga untuk menuliskan nilai arus yang kecil tersebut diperlukan satuan yang lebih kecil dari Ampere (A).

1 Ampere = 1.000 mA = 1.000.000 µA
1 mili Ampere = 1.000µA

Besar kecilnya tahanan dapat diukur dengan satuan Ohm dan tahanan sendiri dituliskan dengan notasi huruf R. Prinsip inilah yang dinamakan dengan Hukum Ohm. Berdasarkan hukum ohm, hubungan antara tegangan listrik, arus listrik dan tahanan listrik dapat dibuat persamaan sebagai berikut.

E
I = -----
R

I = besarnya arus satuannya Ampere (A)
E = besarnya tegangan satuannya Volt (V)
R = besarnya hambatan satuannya Ohm (Ω)

Timbul perbedaan tegangan yang terjadi pada percobaan di atas disebabkan karena adanya tekanan dan perlawanan dari adanya perpindahan electron-elektron yang berpindah dari kutub negative ke kutub positif yang mengalir pada kawat penghantar tersebut. Besar kecilnya tegangan listrik dapat diukur dengan satuan Volt atau disingkat V dan notasinya dituliskan dengan huruf E.
Satuan volt yang lebih besar adalah :

1 Kilo Volt = 1 KV = 1.000 V = 103 V
1 Mega Volt = 1 MV = 1.000.000 V = 106 V

Satuan yang lebih kecil dari Volt adalah :
1 mili Volt = 1 mV = 0,001 V
1 micro Volt = 1 µV = 0,000,001 V

Untuk mengukur ketiga besaran listrik di atas yaitu tegangan listrik, Arus listril dan tahanan listrik dapat dipergunakan sebuah alat ukur listrik yang dinamakan AVO Meter (Ampere Volt Ohm Meter).
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar