Rangkaian Listrik



HUKUM KIRCHOFF I : jumlah arus menuju suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya.


S Iin = Iout

HUKUM KIRCHOFF II : dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (e) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.


Se = S IR = 0

ALAT UKUR LISTRIK TERDIRI DARI

1. JEMBATAN WHEATSTONE


digunakan untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara mengusahakan arus yang mengalir pada galvanometer = nol (karena potensial di ujung-ujung galvanometer sama besar). Jadi berlaku rumus perkalian silang hambatan :

R1 R3 = R2 Rx

2. AMPERMETER


untuk memperbesar batas ukur ampermeter dapat digunakan hambatan Shunt (Rs) yang dipasang sejajar/paralel pada suatu rangkaian.

Rs = rd 1/(n-1)
n = pembesaran pengukuran

3. VOLTMETER


untuk memperbesar batas ukur voltmeter dapat digunakan hambatan multiplier (R-) yang dipasang seri pada suatu rangkaian. Dalam hal ini R. harus dipasang di depan voltmeter dipandang dari datangnya arus listrik.

Rm = (n-1) rd
n = pembesaran pengukuran

TEGANGAN JEPIT (V.b) :
adalah beda potensial antara kutub-kutub sumber atau antara dua titik yang diukur.

1. Bila batere mengalirkan arus maka tegangan jepitnya adalah:

Vab = e - I rd

2. Bila batere menerima arus maka tegangan jepitnya adalah:

Vab = e + I rd

3. Bila batere tidak mengalirkan atau tidak menerima arus maka
tegangan jepitnya adalah .

Vab = e

Dalam menyelesaian soal rangkaian listrik, perlu diperhatikan :

1. Hambatan R yang dialiri arus listrik. Hambatan R diabaikan jika tidak
dilalui arus listrik.

2. Hambatan R umumnya tetap, sehingga lebih cepat menggunakan
rumus yang berhubungan dengan hambatan R tersebut.

3. Rumus yang sering digunakan: hukum Ohm, hukum Kirchoff, sifat
rangkaian, energi dan daya listrik.

Contoh 1 :

Untuk rangkaian seperti pada gambar, bila saklar S1 dan S2 ditutup maka hitunglah penunjukkan jarum voltmeter !

Jawab :

Karena saklar S1 dan S2 ditutup maka R1, R2, dan R3 dilalui arus listrik, sehingga :

1 = 1 + 1
Rp R2 R3

Rp = R2 R3 = 2W
R2 + R1
V = I R = I (R1 + Rp)

I = 24/(3+2) = 4.8 A

Voltmeter mengukur tegangan di R2 di R3, dan di gabungkan R2 // R3, jadi :

V = I2 R2 = I3 R3 = I Rp
V = I Rp = 0,8 V

Contoh 2:

Pada lampu A dan B masing-masing tertulis 100 watt, 100 volt. Mula-mula lampu A den B dihubungkan seri dan dipasang pada tegangan 100 volt, kemudian kedua lampu dihubungkan paralel dan dipasang pada tegangan 100 volt. Tentukan perbandingan daya yang dipakai pada hubungan paralel terhadap seri !

Hambatan lampu dapat dihitung dari data yang tertulis dilampu :
RA = RB = V²/P = 100²/100 = 100 W

Untuk lampu seri : RS = RA + RB = 200 W
Untuk lampu paralel : Rp = RA × RB = 50 W
RA + RB

Karena tegangan yang terpasang pada masing-masing rangkaian sama maka gunakan rumus : P = V²/R

Jadi perbandingan daya paralel terhadap seri adalah :
Pp = : = Rs = 4
Ps Rp Rs Rp 1

Contoh 3:

Dua buah batere ujung-ujungnya yang sejenis dihubungkan, sehingga membentuik hubungan paralel. Masing-masing batere memiliki GGL 1,5 V; 0,3 ohm dan 1 V; 0,3 ohm.Hitunglah tegangan bersama kedua batere tersebut !

Jawab :

Tentakan arah loop dan arah arus listrik (lihat gambar), dan terapkan hukum Kirchoff II,

Se + S I R = 0
e1 + e2 = I (r1 + r2)

I = (1,5 - 1) = 5 A
0,3 + 0,3 6

Tegangan bersama kedua batere adalah tegangan jepit a - b, jadi :

Vab = e1 - I r1 = 1,5 - 0,3 5/6 = 1,25 V

1= e2 + I R2 = 1 + 0,3 5/6 = 1,25 V

Contoh 4:

Sebuah sumber dengan ggl = E den hambatan dalam r dihubungkan ke sebuah potensiometer yang hambatannya R. Buktikan bahwa daya disipasi pada potensiometer mencapai maksimum jika R = r.

Jawab :

Dari Hukum Ohm : I = V/R = e
R+r

Daya disipasi pada R : P = I²R = e ²R
(R+r)²

Agar P maks maka turunan pertama dari P harus nol: dP/dR = 0 (diferensial parsial)

Jadi e² (R+r)² - E² R.2(R+r) = 0
(R+r)4
e² (R+r)² = e² 2R (R+r) Þ R + r = 2R
R = r (terbukti)

Category: 0 komentar

DAYA LISTRIK DAN HUKUM OHM

DAYA LISTRIK

Pada pembahasan yang telah lalu kita telah mengenal 3 macam satuan listrik yaitu tegangan listrik, arus listrik dan tahanan listrik. Ketiga besaran tersebut antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Sekarang kalau kita perhatikan, sebuah lampu penerangan dengan menggunakan lampu pijar dan dihubungkan dengan sumber listrik, lampu tersebut akan menyala. Dengan adanya lampu tersebut menyala tentunya akan menimbulkan energi panas. Hal ini menunjukan adanya suatu usaha listrik yang mengalir dari kutub positif melalui lampu dan kembali ke kutub negatif ari sumber listrik. Usaha listrik tersebut dinamakan Daya Listrik.




Daya listrik dinyatakan dengan satuan Watt (W) dan notasinya dituliskan dengan huruf P. Adapun rumus Daya Listrik adalah :

P = E x I

Besar kecilnya daya listrik adalah sangat tergantung dari besarnya arus dan tegangan yang mengalir dalam rangkaian tersebut.

HUKUM OHM
Berdasarkan percobaan, bila antara 2 buah titik yang dihubungkan dengan sebuah kawat penghantar terdapat beda tegangan (E), maka akan mengalir arus listrik (I) yang mengalir melalui kawat penghantar tersebut.




Banyaknya arus yang mengalir pada kawat penghantar tersebut tergantung dari beda tegangan antara ke 2 titik tersebut. Makin besar beda tegangan antara titik A dan titik B, maka makin besar pula arus yang mengalir pada kawat penghantar tersebut. Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar, selain tergantung dari besarnya beda tegangan juga dipengaruhi oleh :

1. Besar kecilnya diameter atau garis tengah dari kawat penghanar
2. Jenis dari kawat penghantar

Besar kecilnya arus listrik diukur dengan satuan Ampere atau disingkat A dan notasinya dituliskan dengan huruf I. Pada percobaan rangkaian elektronika pada umumnya kita akan berhubungan dengan penggunaan arus listrik yang ukurannya relatif kecil, sehingga untuk menuliskan nilai arus yang kecil tersebut diperlukan satuan yang lebih kecil dari Ampere (A).

1 Ampere = 1.000 mA = 1.000.000 µA
1 mili Ampere = 1.000µA

Besar kecilnya tahanan dapat diukur dengan satuan Ohm dan tahanan sendiri dituliskan dengan notasi huruf R. Prinsip inilah yang dinamakan dengan Hukum Ohm. Berdasarkan hukum ohm, hubungan antara tegangan listrik, arus listrik dan tahanan listrik dapat dibuat persamaan sebagai berikut.

E
I = -----
R

I = besarnya arus satuannya Ampere (A)
E = besarnya tegangan satuannya Volt (V)
R = besarnya hambatan satuannya Ohm (Ω)

Timbul perbedaan tegangan yang terjadi pada percobaan di atas disebabkan karena adanya tekanan dan perlawanan dari adanya perpindahan electron-elektron yang berpindah dari kutub negative ke kutub positif yang mengalir pada kawat penghantar tersebut. Besar kecilnya tegangan listrik dapat diukur dengan satuan Volt atau disingkat V dan notasinya dituliskan dengan huruf E.
Satuan volt yang lebih besar adalah :

1 Kilo Volt = 1 KV = 1.000 V = 103 V
1 Mega Volt = 1 MV = 1.000.000 V = 106 V

Satuan yang lebih kecil dari Volt adalah :
1 mili Volt = 1 mV = 0,001 V
1 micro Volt = 1 µV = 0,000,001 V

Untuk mengukur ketiga besaran listrik di atas yaitu tegangan listrik, Arus listril dan tahanan listrik dapat dipergunakan sebuah alat ukur listrik yang dinamakan AVO Meter (Ampere Volt Ohm Meter).
Category: 0 komentar
PEMBAGIAN TEGANGAN
Kebanyakan dari project elektronika yang dibuat baik itu dengan sensor yang digunakan
menggunakan rangkaian pembagi tegangan ditunjukkan pada gambar. Dalam pembagi tegangan, tegangan yang diukur pada titik yang sama dari dua resistor, Vout, adalah fungsi dari tegangan input, Vin (5 Volts dalam kasus ini), dan nilai-nilai dari dua resistor, R1 dan R2.

Tegangan ini dapat dihitung menggunakan Hukum Ohm, V = I × R.
Saat ini, tegangan mengalir melalui rangkaian yang ditunjukkan dalam diagram, adalah Vin / R1 + R2 (dihitung dengan menggunakan aturan bahwa resistansi seri tambahkan). Kemudian Vout, jatuh tegangan pada R2, adalah R2 × i, yang menghasilkan hasil:

Vout = Vin (R2 / R1 + R2)

Dalam aplikasi, misal R1 mempunyai nilai tetap atau konstan (seperti yang ditunjukkan pada gambar, sedangkan R2 adalah variabel resistansi yang dihasilkan oleh sensor. Vin adalah tegangan positif pasokan, tetap pada Vin 5 volt. Dengan demikian sinyal Vout dapat langsung dihitung dari R2, maka sensor resistif. Dari melihat persamaan, mudah untuk melihat bahwa jika R2 besar sehubungan dengan R1, tegangan keluaran akan menjadi besar, dan jika R2 kecil sehubungan dengan R1, tegangan keluaran akan menjadi kecil. Minimum dan nilai-nilai tegangan maksimum yang mungkin adalah 0 dan 5 Volt.


Soal !

Diketahui :

V input = 5V
R2 trimpot = 10 ohm
R1 fixed = 15 ohm
Ditanya : V out ..... ?

Jawab :

Vout = Vin (R2 / R1 + R2)

= 5 (10/ 15+10) = 2 V
Category: 0 komentar

TUGAS 3 MK KOMPUTER II

Kelas : Kamis5 – Jurusan/PS : Teknik Elektro

Tanggal : 17 Juni 2010

  1. Apakah manfaat dari Blog ?
  2. Berapa judul artikel yang ada dalam blog Sdr?
  3. Jelaskan pengertian e learning
  4. Sebutkan beberapa manfaat dari e learning
  5. Sebutkan beberapa hambatan dalam melaksanakan e learning
  6. Apakah manfaat dari digital library ?
  7. Sebutkan salahsatu digital library dimana Sdr menjadi anggotanya
  8. Jelaskan mengenai :
    1. e commerce b. e card c. e banking

Jawaban dikirim ke e mail ke dosen, ditunggu s/d 01-07-2010

(Tugas ini merupakan komponen dari UAS)

Category: 0 komentar

Muatan listrik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Alat pengukur torsi (gaya yang sangat lemah) buatan Charles Coulomb untuk mengukur muatan listrik

Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan).

Coulomb

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Coulomb, dilambangkan dengan C, adalah satuan SI untuk muatan listrik, dan didefinisikan dalam ampere: 1 coulomb adalah banyaknya muatan listrik yang dibawa oleh arus sebesar 1 ampere mengalir selama 1 detik. 1 coulomb adalah 6.24×1018 kali muatan elektron.

Satuan ini diambil dari nama Charles-Augustin de Coulomb (1736 - 1806).

Proton

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Proton juga merupakan nama perusahaan otomotif Malaysia, lihat Proton (perusahaan otomotif).
Struktur quark proton

Dalam fisika, proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 × 10-27 kg, atau sekitar 1800 kali massa sebuah elektron).

Suatu atom biasanya terdiri dari sejumlah proton dan netron yang berada di bagian inti (tengah) atom, dan sejumlah elektron yang mengelilingi inti tersebut. Dalam atom bermuatan netral, banyaknya proton akan sama dengan jumlah elektronnya. Banyaknya proton di bagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu atom. Inti atom sering dikenal juga dengan istilah nuklei, nukleus, atau nukleon (bhs Inggris: nucleon), dan reaksi yang terjadi atau berkaitan dengan inti atom ini disebut reaksi nuklir.

Elektron

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Elektron
HAtomOrbitals.png
Perkiraan teoritis rapatan elektron untuk atom Hidrogen dalam beberapa orbit elektron
Komposisi: Partikel dasar
Keluarga: Fermion
Kelompok: Lepton
Generasi: Pertama
Interaksi: Gravitasi, Elektromagnetik, Lemah
Simbol: e, β
Antipartikel: Positron (juga disebut antielektron)
Penggagas: Richard Laming (1838–1851),
G. Johnstone Stoney (1874) et. al.
Penemu: J. J. Thomson (1897)[1]
Massa: 9,10938215(45) × 10-31 kg
5,4857990943(23) × 10-4 u
[1822,88850204(77)]−1 u[cat 1]
0,510998910(13)MeV/c2
Muatan listrik: −1 e[cat 2]
-1,602176487(40) × 10-19 C
Momentum magnetik: −1,00115965218111 μB
Spin: 12

Elektron adalah partikel subatomik yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebaga e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer.[2] Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton.[3] Mometum sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai integer dalam satuan ħ, yang berarti bahwa ia termasuk fermion. Antipartikel elektron disebut sebagai positron, yang identik dengan elektron, kecuali bahwa ia bermuatan positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan dapat saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan sepasang (atau lebih) foton sinar gama. Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton pertama,[4] berpartisipasi dalam interaksi gravitasional, interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah.[5] Sama seperti semua materi, elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas gelombang-partikel), sehingga ia dapat bertumbukkan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena elektron termasuk fermion, tiada dua elektron yang dapat menduduki keadaan kuantum yang sama sesuai dengan asas pengecualian Pauli.[4]

Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan untuk menjelaskan sifat-sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard Laming pada awal tahun 1838;[6] nama electron diperkenalkan untuk menamakan muatan ini pada tahun 1894 oleh fisikawan Irlandia George Johnstone Stoney. Elektron berhasil diidentifikasikan sebagai partikel pada tahun 1897 oleh J. J. Thomson.[1][7]

Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetisme dan konduktivitas termal, elektron memainkan peran yang sangat penting. Suatu elektron yang bergerak relatif terhadap pengamat akan menghasilkan medan magnetik dan lintasan elektron tersebut juga akan dilengkungkan oleh medan magnetik eksternal. Ketika sebuah elektron dipercepat, ia dapat menyerap ataupun memancarkan energi dalam bentuk foton. Elektron bersama-sama dengan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron, membentuk atom. Namun, elektron hanya menduduki 0,06% massa total atom. Gaya tarik Coulomb antara elektron dengan proton menyebabkan elektron terikat dalam atom. Pertukaran ataupun perkongsian elektron antara dua atau lebih atom merupakan sebab utama terjadinya ikatan kimia.[8]

Menurut teorinya, kebanyakan elektron dalam alam semesta diciptakan pada persitiwa Big Bang, namun ia juga dapat diciptakan melalui peluruhan beta isotop radioaktif maupun dalam tumbukan berenergi tinggi, misalnya pada saat sinar kosmis memasuki atmosfer. Elektron dapat dihancurkan melalui pemusnahan dengan positron, maupun dapat diserap semasa nukleosintesis bintang. Peralatan-peralatan laboratorium modern dapat digunakan untuk memuat ataupun memantau elektron individual. Elektron memiliki banyak aplikasinya dalam teknologi modern, misalnya dalam mikroskop elektron, terapi radiasi, dan pemercepat partike
Category: 0 komentar


Elektronika

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Rangkaian elektronika

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dll.

Elektronika dan instrumentasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Instrumentasi pengontrol PID

Elektronika dan Instrumentasi merupakan cabang ilmu/ rekayasa yang menggabungkan antara pengetahuan elektronika dan instrumentasi yang diperlukan dalam suatu industri. Dalam bidang industri, pengetahuan elektronika sangat diperlukan untuk mendukung sistem pengukuran dan pengontrolan instrumentasi dari industri yang dikendalikan. Di dalam suatu industri kimia, misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan dikendalikan baik suhu, volume campuran bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya. Sementara pada industri baja dan logam, suhu yang tinggi harus diukur secara tepat dengan menggunakan alat pengukur elektronik untuk bisa mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada umumnya, peralatan pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.

Bidang elektronika dan instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini meliputi:

Category: 0 komentar

keindahan otomotif




ini merupakan gambar mobil yang cukup menarik buat saya...
Category: 0 komentar

PERJALANANKU KE KAMPUS PADA HARI KAMIS

Pada hari kamis ini saya pulang kerja pada pukul 5.45. Karena ada meeting di tempat pekerjaan. Pada saat itu saya sedang shaum hari kamis. ketika keluar dari PT, ternyata diluar sudah mulai gerimis. kemudian saya buru-buru ngikut sama teman yang keluar bareng, karena pada saat itu saya tidak bawa kendaraan.
0 komentar

Category: 0 komentar
PERJALANANKU KE KAMPUS PADA HARI KAMIS

Pada hari kamis ini saya pulang kerja pada pukul 5.45. Karena ada meeting di tempat pekerjaan. Pada saat itu saya sedang shaum hari kamis. ketika keluar dari PT, ternyata diluar sudah mulai gerimis. kemudian saya buru-buru ngikut sama teman yang keluar bareng, karena pada saat itu saya tidak bawa kendaraan.
Category: 0 komentar

SELAMAT BERJUANG TEAM ROBOT NUM_POK’S UNISMA BEKASI

Jumat(7/5), untuk ketiga kalinya Team robot Unisma Bekasi mengikuti ajang bergengsi Kontes Robot Indonesia (KRI) yang hampir setiap tahun diselenggarakan oleh DIKTI untuk mengasah ilmu pengetahuan Teknologi para insan Muda Indonesia. Kontes Robot kali ini bertempat di “Politeknik Negeri Bandung” diselenggarakan selama empat hari yang di mulai pada tanggal 6 Mei 2010 dan berakhir pada tanggal 10 Mei 2010. Seluruh peserta yang ikut dilombakan pada tanggal 6 Mei 2010 sudah melewati proses seleksi ketat dari berbagai perguruan tinggi yang ada di beberapa wilayah regional. Dari beberapa cabang regional yang terpilih untuk pelaksanaan kontes seperti ; pangkal pinang, Bandung, Yogyakarta, Malang, dan Manado. Kelima cabang terpilih tersebut akan dilombakan lagi pada Kontes Robot Internasional ABU Robocon 2010 di, Kairo Mesir dengan tema “Robo – Pharaohs Build Pyramid”.

Untuk wilayah Regional II tempat perlombaan di Politeknik Negeri Bandung saat ini pun akan diikuti oleh 46 perguruan tinggi, Team Robot Unisma Bekasi salah satu peserta yang berada pada urutan ke-26 yang ikut bertanding dalam KRI/KRCI/KSI 2010 ini. Tim Robot Unisma Bekasi telah mempersiapkan diri selama kurang lebih empat bulan untuk mengikuti KRI 2010 ini. Selama kurang lebih empat bulan tersebut itu pula mereka berupaya untuk merakit komponen robot serta menguji coba robot-robot yang diberi nama “NUM_POK’S ini agar bisa mengangkat balok-balok untuk pembuatan candi.

Tema KRI 2010 kali ini menyelaraskan dengan tema ABU Robocon 2010 yang akan bertempat di cairo, mesir nanti yakni “ Bersama Membangun Candi Prambanan” agar peserta diharapkan nantinya dapat menyesuaikan diri dalam ajang ABU Robocon 2010 Internasional nanti. Tim Robot yang bertanding terdiri dari 3 orang tim inti (Sapto Yulianto/ Elektro D3, Semester IV,Wagino/ Elektro S1/Semester VIII , Sigit Sahyanto/ Mesin S1, Semester VI ), dua orang teknisi dan satu orang dosen pembimbing (Andi Hasad, ST.). Mahasiswa yang mewakili Unisma Bekasi dalam KRI 2010 ini berasal dari Mahasiswa Fakultas teknik Jurusan Elektro Unisma Bekasi tergabung dalam E-Community yang telah dirintis sejak 2007 lalu. Kehadiran E-Community telah memberikan wadah pembelajaran dalam bidang elektronik yang berbasis robotika kepada mahasiswa, kegiatan mereka tidak hanya ketika ada perlombaan saja, namun ada pertemuan rutin yang diakukan setiap minggunya untuk mengasah keterampilan mahasiswa dibidang elektronik dan robotika.

Selamat Berjuang Team Robot Num-POK’S Unisma Bekasi, semoga menggoreskan tinta sejarah kemenangan untuk nama baik Unisma Bekasi. (Elvira Suryani)

http://www.unismabekasi.ac.id/

Category: 1 komentar